Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk yang unik. Ia diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, manusia
adalah makhluk yang paling mulia.Tatkala manusia baru dilahirkan,
tubuhnya masih lemah, perlu dijaga dan dipelihara oleh orang-orang
disekitarnya. Jiwanya masih lembut, mudah dibentuk oleh orang tua dan
lingkungannya.
Berbekal potensi-potensi yang
diberikan Allah kepadanya, manusia harus dibimbing dan dibina dalam
pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya. Manusia membutuhkan
pendidikan. Sebab manusia adalah makhluk educable, yang dapat
dididik. Maka tergantung orang tuanya dan orang-orang dewasa
disekitarnya, nantinya akan menjadi seperti apa anak itu.Karena itu
pendidikan sangat penting. Melalui pendidikan ilmu pengetahuan
disebarluaskan, nilai-nilai luhur dapat ditanamkan. Terutama
pendidikan agama Islam sangat diperlukan untuk membangun karakter
bangsa.
Pada kenyataannya memang benar
bahwa Pendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia. Manusia dalam
kenyataan hidupnya menunjukkan bahwa ia membutuhkan suatu proses
belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya
secara utuh dan seimbang. Manusia tidak dirancang untuk dapat hidup
secara langsung tanpa proses belajar terlebih dahulu untuk memahami
jati dirinya dan menjadi dirinya. Dalam proses belajar itu seseorang
saling tergantung dengan orang lain. Proses belajar dimulai dengan
orang terdekatnya. yang selanjutnya proses belajar itulah yang
menjadi
basis pendidikan.
PANDANGAN
TENTANG MANUSIA DAN KEBUTUHAN MANUSIA AKAN PENDIDIKAN
- Hakekat Manusia dan Perkembangannya
Manusia merupakan makhluk
misterius dan sangat menarik. Manusia dan berbagai hal dalam dirinya
sering menjadi perbincangan berbagai kalangan.
Akan tetapi sampai
saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang
sebenarnya.
Hal ini terbukti
banyaknya sebutan untuk manusia,
misalnya:
Homo Sapiens
(Manusia berakal),
Homo Economyces
(Manusia Ekonomi),
dan lainnya.
Pemikiran tentang hakekat manusia
sejak dulu sampai sekarang belum berakhir,dan mungkin tak akan
berakhir.Manusia tetap menjadi makhluk yang penuh misteri dan penuh
daya tarik.Ada yang menyelidiki manusia dari segi fisik yaitu
antropologi fisik,ada yang menyelidiki dari sudut pandang budaya
disebut antropologi budaya. Sedangkan yang menyelidiki manusia dari
sisi hakikatnya disebut antropologi filsafat.Ada juga yang
menyelidiki dari segi hubungan sosialnya sebagai makhluk sosial itu
sendiri dan dari sudut pandang lainnya ada banyak.
Selama ini pengetahuan umum
maupun pengetahuan agama memandang bahwa manusia memiliki kedudukan
yang paling tinggi diantara ciptaan Tuhan lainnya.Manusia diberikan
otak untuk berpikir sedangkan makhluk lain diberikan otak tanpa
akal.oleh karena itu manusia dapat beruat dengan kekuatan
otak,akalnya itulah manusia dapat berbuat apa saja yang dia
mau.Potensi manusia seperti itu secara mendatar dimiliki manusia
sejak awal penciptaannya sampai sekarang. Terbukti sejak dahulu
manusia mampu menciptakan budaya dan peradabannya yang dapat
dipelajari sampai saat ini.
Keberadaan manusia apabila
dibandingkan dengan mahluk lain
(hewan), selain
memiliki insting sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah
mahluk yang memiliki beberapa kemampuan antara berfikir, rasa
keindahan, perasaan batiniah, harapan, menciptakan dan
lain-lain.sedangkan kemampuan hewan lebih bersifat insting dan
kemampuan berfikir yang rendah untuk mencari makan, mempertahankan
diri dan mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.lain
halnya dengan manusia, selain memiliki insting manusia juga mampu
berfikir
(homo sapiens),
mampu mengubah dan menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rasa
keindahan dan kebutuhan hidupnya. Lebih dari itu manusia adalah
mahluk moral dan religious.
Dari
penjelasan tentang perbedaan manusia dan hewan, maka mucul beberapa
pandangan tentang hakikat manusia sebagai berikut:
Pandangan
psikoanalitik
a.
Tokoh psikoanalitik (Hansen, stefic, wanner, 1977) menyatakan bahwa
manusia pada
dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang
bersifat instingtif. Tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol
oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang, tidak
ditentukan oleh nasibnya tetapi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
dan insting biologisnya.
b.
Sigmund freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang
terdiri dari tiga komponen yakni: ide, ego, super ego. Masing-masing
komponen tersebut merupakan berbagai insting kebutuhan manusia yang
mendasari perkembangan manusia.
Pandangan
Humanistik
a.
Pandangan Humanistik(Hansen, dkk, 1977) menolak pandangan Freud bahwa
manusia pada dasarnya tidak rasional, tidak tersosialisasikan dan
tidak memiliki control terhadapnasibnya sendiri. Tokoh Humanistik
(Roger) berpendapat bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk
menyerahkan dirinya sendiri kearah positif, manusia itu rasional,
tersosialisasikan, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri.
b.
Pandangan Adler (1954), bahwa manusia tidak semata-mata digerakkan
oleh dorongan untuk memuaskan dirinya sendiri, namun digerakkan oleh
rasa tanggung jawab social serta oleh kebutuhan untuk mencapai
sesuatu.
Pandangan
Martin Buber
Mrtin
Buber (1961) tidak sependapat dengan pandangan yang menyatakan bahwa
manusia berdosa dan dalam gengaman dosa. Buber berpendapat bahwa
manusia merupakan sesuatu keberadaan (eksistensi) yang berpotensi.
Namun, diharapkan pada kesemestaan atau potensi manusia itu
terbatas.Keterbatasan ini bukanlah keterbatasan yang mendasar
(esensial), tetapi keterbatsan factual semata-mata. Ini berarti bahwa
yang akan akan dilakukan oleh manusia ini tidak dapat diramalkan dan
manusia masih menjadi pusat ketakterdugaan dunia.
Pandangan
Behaviouristik
Kaum
behaviouristik (Hansen, dkk, 1977) berpendapat bahwa manusia
sepenuhnya adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh
fakto-fakto yang datang dari luar. Lingkungan adalah penentu tunggal
dari tingkah laku manusia. Dengan demikian kepribadian individu dapat
dikembalikan semata-mata kepada hubungan antara individu dengan
lingkungannya, hubungan itu diatur oleh hokum-hukum belajar, seperti
teori pembiasaan (conditing) dan peniruan.
Setelah
mengikuti beberpa pendapat tentang manusia diatas dapat ditarik
beberapa pengertian bahwa:
a.
Manusia pada dasarnya memiliki “teanga dalam” yang mengerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Dlam diri manusia ada fungsi yang bersifat rasional dan bertanggung
jawab atas tingkah laku social dan rasional individu.
c.
Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan posotif, mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menetukan “nasibnya” sendiri.
d.
Manusia pada hakikatnya dalam proses berkembang terus tidak pernah
selesai.
e.
Dalam hidupnya individu melibatkan dirinya dlam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membantu dunia
lebih baik untuk ditempati.
f.
Manusia merupakan suatu keberadaan berpotensi yang perwujudannya
merupakan ketakterdugaan, namun potensi ini terbatas.
g.
Manusia adalah mahluk tuhan yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
h.
Lingkungan adalah penentuan tingkah laku manusia dan tingkah laku ini
merupakan wujud kepribadian manusia.
- Arti Dimensi-Dimensi Manusia
Manusia adalah mahluk yang
serba terhubung,dengan masyarakat,lingkunganya, dirinya sendiri, dan
tuhan. Pada abad ke- 20 manusia mengalami krisis total.disebut
demikian karena yang dilanda krisis bukan hanya segi-segi tertenu
dari kehidupan seperti krisis ekonomi,krisis energi,dan
sebagainya,melaikan yang krisis adalah manusia sendiri.
Dalam krisis total
manusia mengalami krisis hubungan dengan masyrakat,dengan
lingkunganya,dengan dirinya sendiri,dan dengan tuhannya.tidak ada
hubungan pengenalan,pemahaman dan kemesraan dengan sesama manusia.ini
lah yang melanda manusia sehingga manusia semakin jauh dari
kebahagian.
Dalam hubugan ini,pendidikan
mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk mengantar
peserta didik untuk mencapai kebahagiaan.yaitu dengan jalan membantu
mereka meningkatakan kualitas hubungannya dengan
dirinya,lingkunganya,dan tuhannya.untuk menciptakan rasa kebersamaan
dengan individu lainnya,rasa menghormati,serta menjalin hubungan yang
baik,maka diperlukan dimensi-dimensi didalam kehidupan sehari-hari
agar terciptanya manusia yang sempurna dan berahklah yang
baik.dimensi-dimensi tersebut itu ialah:
a.
Dimensi keindividualan
Yaitu
kepribadian seseorang yang utuh yang terdiri dari kesatuan fisik dan
psikis.Setiap individu memiliki keunikan,ketika dilahirkan didunia
manusia telah dikaruniai potensi untuk menjadi diri sendiri yang
berbeda dari yang lain.Tidak ada diri individu yang identik dengan
orang lain.Sebagai contoh 2 orang yang kembar mempunyai tangan dan
kaki yang sama tetapi kembar pertama menggunakan kaki dan tangannya
untuk melakukan kejahatan dan kembar ke dua menggunakan tangan dan
kakinya untuk kebaikan.Secara tidak langsung kembar ke 2 tidak mau
disamakan dengan kembar pertama karena kembar pertama tidak
baik.Karena adanya individualitas ini maka setiap orang memiliki
kehendak,perasaan,cita-cita,kecenderungan,semangat,dan daya tahan
yang berbeda
b.
Dimensi Kesosialan
Manusia
dilahirkan telah dikaruniai potensi sosialitas yaitu untuk hidup
bersama dengan orang lain.Menurut Innanuel Kant filosofi tersohor
dari bangsa jerman,manusia hanya menjadi manusia jika berada di
antara manusia.Apa yang dikatakan Kant cukup jelas,bahwa hidup
bersama dan diantara manusia lahir, akan memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan kemanusiaannya. Sebagai makhluk sosial,manusia saling
berinteraksi.Bahkan menurut Langgeveld,
adanya kesediaan
untuk saling memberi dan menerima itu dipandang sebagai kunci sukses
pergaulan.
c.
Dimesi Keberagamaan
Pada
dasarnya manusia adalah makhluk religius,sebagai makhluk religius
manusia sadar dan menyakini akan adanya kekuatan supranatural diluar
dirinya.Sesuatu yang disebut supranatural itu dalam sejarah manusia
disebut dengan berbagai nama sebutan,satu diantaranya adalah sebutan
Tuhan.Sebagai orang yang beragama,manusia menyakini bahwa Tuhan
mewahyukan kepada manusia pilihan yang disebut Rasul yang dengan
wahyu Tuhan tersebut manusia dibimbing ke arah yang lebih baik,lebih
sempurna dan lebih bertakwa.karena kita diwajibkan memiliki agama
untuk keselamatan hidup dan ketentraman hati.Contohnya,orang yang
beragama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha
d.
Dimensi Kesusilaan
Manusia
ketika dilahirkan bukan hanya dimarunia potensi individualitas dan
sosialitas,melainkan juga potensi moralitas atau kesusilaan. Dimensi
kesusilaan maksudnya adalah bahwa dalam diri manusia ada kemampuan
untuk berbuat kebaikan dalam arti susila atau moral,seperti bersikap
jujur,dan bersikap adil.Manusia susila menurut Drijarkara(dalam
Tirtarahardja dan La Sulo,1994:20) adalah manusia memiliki
nilai-nilai,menghayati,dan melaksanakan nilai-nilai
tersebut.Contohnya,menjaga kebersihan diri,rumah dan lingkungan,ikut
bergotong royong,menjaga keamanan dan ketertiban,serta bergaya hidup
dengan sederhana tidak pamer harta kekayaan.
e.
Dimensi kesejarahan
Ortega
Y. Gasset mengatakan bahwa dunia manusia bukan sekedar suatu dinua
fital sama seperti dunia hewan manusia tidak identik dengan sebuah
organisme.kehidupannya lebih dari sekedar peristiwa biologis semata
berbeda dengan kehidupan hewan, manusia menghayati hidup ini sebagai
‘hidupku’ dan ‘hidupmu’ sebagai tugas bagi sang aku dalam
masyarakat tertentu pada kurun sejarah tertentu. Keunikan hidup
manusia ini tercermin dalam keunikan setiap biografi dan sejarah
(dalam Sastra pratedja, 1982:106). Dimensi sejarah ini bertolak dari
pandangan bahwa manusia adalah makluk historis, makhuk yang mampu
menghayati hidup dimasa lampau, masa kini, dan mampu membuat
rencana-rencana kegiatan-kegiatan dimasa yang akan datang. Dengan
kata lain manusia adalah makhluk yang menyejarah.
- Manusia Indonesia Seutuhnya
a.
Pengertian
Menurut
Tirtaraharja dan Sulo (2006), sosok manusia seutuhnya adalah
perpaduan antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan antara aspek
kognitif, afektif, psikomotor. Pengertian tersebut tampaknya sejalan
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasioanal, yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab menurut Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS).
Sebenarnya
sosok manusia Indonesia seutuhnya telah dirumuskan didalam GBHN
mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa
pembangunan nasional dilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal
ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan
lahiriyah. Selanjutnya juga diartikan bahwa pembangunan itu merata
diseluruh tanah air, buakan hanya untuk golongan atau sebagian dari
masyarakat.
b.
Pancasila Dasar
Manusia Seutuhnya
Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa dan negara memberikan pedoman bahwa kebahagiaan hidup manusia
akan tercapai apabila kehidupan manusia itu diselaraskan dan
diseimbangkan. Pancasila menempatkan manusia dalam keseluruhan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Manusia sebagai
makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi, sekaligus makhluk sosial.
Sifat kotdrati manusia sebagai
individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial merupakan kesatuan
bulat. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam
kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat. Kekuatan manusia pada
dasarnya tidak terletak pada kemampuan fisiknya atau kemampuan
jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk
bekerjasama dengan manusia lain.
Berbeda dengan makhluk-makhluk
lain, manusia sebagai makhluk yang berderajat lebih tinggi,
diperlengkapi dengan berbagai potensi dan susunan tubuh yang
memungkinkan ia berkembang menjadi makhluk yang sesuai dengan
ketinggian dan derajat itu. Potensi dan susunan tubuh ini
memungkinkan manusia berkembang menjadi manusia seutuhnya dalam
berbagai dimensi secara mantap.
c.
Peran Pancasila
dalan Membentuk Manusia Seutuhnya
Pancasila sangat berperan dalam
membentuk manusia Indonesia seutuhnya, terutama pada fungsinya
sebagai penuntun pembangunan nasional dan perencanaan pembangunan
nasional. Untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya diperlukan
suatu upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan melaksanakan pembangunan
nasional. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional yang tercantum dalam pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan soaial.
- Kebutuhan Manusia Akan Pendidikan
Fitrah
manusia adalah sebagai makhluk ber-tuhan, individual, sosial, dan
unik. Seseorang mungkin mempunyai kebutuhan yang sama atau berbeda
dengan kebutuhan orang lain pada suatu ruang dan waktu tertentu.
Untuk memelihara dan mengembangkan kehidupan manusia,
kebutuhan-kebutuhan itu perlu dipenuhi. Apabila kebutuhan-kebutuhan
tidak terpenuhi dengan baik maka mungkin kehidupan manusia akan
mengalami hambatan. Dengan kata lain, apabila kebutuhan tidak
terpenuhi maka terjadilah masalah. Dan
kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan individual yang sangat
penting bagi kehidupan yang lebih baik.
Manusia adalah
makhluk dwi tunggal yang terdiri atas jasmaniah dan rohaniah. Manusia
adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan
yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas baik lahiriah maupun
batiniyah, dunia dan ukhrowi.
Kebutuhan
pendidikan; pengertian tentang kebutuhan pendidikan dikemukakan
antara lain oleh Malcom S Knowles, kebutuhan pendidikan adalah suatu
pembelajaran yang dibutuhkan oleh seseorang demi kehidupannya yang
lebih baik, baik dalam lingkup sebuah organisasi maupun
kemasyarakatan.1[1][3]
Menurut pengertian tersebut maka kebutuhan pendidikan adalah sesuatu
yang harus dipelajari oleh seseorang guna kemajuan kehidupan dirinya,
lembaga yang ia masuki dan atau untuk kemajuan masyarakat.
Pendidikan,
berbicara mengenai berarti kita berbicara terkait pola hidup dan pola
pikir kita sebagai seorang individu. Pendidikan adalah gambaran kasar
diri kita, cermin dalam hidup manusia secara individu maupun
berkelompok. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1)
pendidikan sebagai praktik dan (2) pendidikan sebagai teori.
Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas
yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak
lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku.
Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang
telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan,
menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan
peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman
pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam
untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Pendidikan tidak hanya dipandang
sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan saja,
namun diperluas, sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan,
kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi
dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai
sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk
kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke
tingkat kedewasaan.Pendidikan haruslah ditafsirkan secara luas, kini
pendidikan dibatasi hanya sebagai schoolling, oleh sebab itu tanggung
jawab pendidikan oleh masyarakat telah dilimpahkan semuanya oleh
sekolah. Hal
ini telah menyebabkan terasingnya pendidikan dari kehidupan nyata dan
terlemparnya masyarakat dari tanggung jawab pendidikan.
Kebutuhan
manusia terhadap pendidikan
merupakan
kebutuhan
asasi dalam
rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada suatu tingkat di mana
mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung jawab, baik
terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya.Dalam konteks ini,
pendidikan melatih manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri
yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungan (baik dengan sesama
manusia maupun dengan lingkungan alam).Prof.John
S.Brubacher,
mengemukakan: bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
penyesuaian diri secara timbal balik dari seseorang dengan manusia
lainnya dan dengan lingkungannya.
Sejalan dengan pendapat di atas,
M.J.Adler, mengemukakan bahwa pendidikan pada manusia bertujuan untuk
melatih dan membiasakan manusia sehingga potensi, bakat dan
kemampuannya menjadi lebih sempurna.
Ini menggambarkan
bahwa manusia membutuhkan pendidikan untuk menjadikan manusia lebih
baik, lebih maju dan lebih sempurna.
KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk
misterius dan sangat menarik.
Pemikiran tentang
hakekat manusia sejak dulu sampai sekarang belum berakhir.
Selama ini
pengetahuan umum maupun pengetahuan agama memandang bahwa manusia
memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara ciptaan Tuhan lainnya.
Keberadaan manusia
apabila dibandingkan dengan mahluk lain
(hewan), selain
memiliki insting sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah
mahluk yang memiliki beberapa kemampuan antara berfikir, rasa
keindahan, perasaan batiniah, harapan, menciptakan dan lain-lain.
Manusia adalah
mahluk moral dan religious.
Karena manusia
selain memiliki insting juga memiliki akal dan pikiran yang mampu
mengubah dan menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rasa keindahan
dan kebutuhan hidupnya. Mucul
beberapa pandangan tentang hakikat manusia.
Dimensi-dimensi
manusia
sangat diperlukan didalam
kehidupan sehari-hari agar terciptanya manusia yang sempurna dan
berahklah yang baik.
Dimensi-dimensi tersebut diantaranya adalah dimensi
keindividualan,
Dimensi Kesosialan,
Dimesi
Keberagamaan,
dimensi Kesusilaan,
dan dimensi kesejarahan.
Sosok manusia
seutuhnya digambarkan sebagai adalah
perpaduan antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan antara aspek
kognitif, afektif, psikomotor.
Fungsi dan tujuan
pendidikan nasioanal yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab menurut Undang-Undang Republik Indonesia.
Manusia berkembang sesuai derajatnya masing-masing.
Pancasila
berperan sebagai pedoman dan dasar hidup dari bangsa Indonesia.
Karena didalam sila-sila pancasila mengandung cita cita dan pandangan
bangsa. Pancasila
menempatkan manusia dalam keseluruhan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Kekuatan manusia
pada dasarnya tidak terletak pada kemampuan fisiknya atau kemampuan
jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk
bekerjasama dengan manusia lain.
Kebutuhan
akan pendidikan merupakan kebutuhan individual yang sangat penting
bagi kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan
dapat dilihat dalam dua sisi yaitu pendidikan sebagai praktik dan
pendidikan sebagai teori. Pendidikan
tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan
pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas, sehingga mencakup
usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan
yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang
mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaan.
Kebutuhan
manusia terhadap pendidikan
merupakan
kebutuhan
asasi
dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada suatu tingkat di
mana mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung jawab,
baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Sehimgga
dapat melatih
manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik dalam
berinteraksi dengan lingkungan,
baik dalam lingkungan manusia ataupun dengan lingkungan alamnya. Pada
dasarnya, manusia
membutuhkan pendidikan untuk menjadikan manusia lebih baik, lebih
maju dan lebih sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Siswoyo,
Dwi, dkk. 2015. Ilmu
pendidikan.
Yogyakarta:UNY press
Anwar,Chairul.2014.Hakikat
Manusia dalam Pendidikan.Yogyakarta:Suka-press
KOLOM
PERTANYAAN
NIM
|
NAMA
PENANYA
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
16600003
|
Kamarohuda |
Penjelasan
mengenai afektif, kognitif dan psikomotorik beserta dengan
contohnya
|
Kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), misalnya :
hafalan, pemahaman, analisis, penilaiam dll. Afektif adalah ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai, misalnya : watak dan
perilaku. Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan, misalnya : melukis, menari, memukul dll.
|
16600039
|
Faat
Risnuriawan |
Penjelasan
mengenai pada zaman sekarang para pelajar melakukan perbuatan
yang salah
|
Para
pelajar pada zaman sekarang melakukan perbuatan yang salah
dipengaruhi banyak faktor, diantaranya lingkungan, pergaulan, dan
arus globalisasi. Apabila pelajar dapat membatasi diri dan
sehingga tidak terjerumus kedalam pergaulan dan arus globali sasi
yang sangat tajam, pelajar akan bisa berfikir kritis terhadap
suatu hal sehingga dapat menilai hal tersebut baik atau buruk
bagi dirinya.
|
166600027
|
Aldi
Septiawan |
bagaimana
bentuk kebehagiaan rohani yang dapat dirasakan oleh kaum atheis
|
Kaum
atheis tidak memiliki kebahagiaan rohani, mereka hanya memiliki
kebahagiaan duniawi karena mereka tidak memiliki arah dan tujuan
mereka diciptakan dan tidak memiliki pedoman hidup.
|
16600008
|
Fitri
Fakatania |
Sebutkan
dampak positif dan negative apabila pembelajaran hanya dibebankan
kepada pihak sekolah saja
|
Dampak
positifnya dapat dilihat dari sisi orang tuanya, orang tua akan
merasa tidak terbebani oleh kewajiban untuk mengajarkan
pembelajaran kepada anak mereka. Sisi negatifenya dapat dilihat
dari segi pemerintah, pemerintah akan kewalahan karena
pembelajaran hanya dibebankan kepda apemerintah saja, seperti
kata pepatah, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, maka
pemerintah, orang tua ataupun masyarakat harus bekerja sama
mengajarkan pembelajaran kepada anak agar tumbuh menjadi pribadi
yang berguna bagi bangsanya.
|
www.mrofiudin29.com
BalasHapus